Kejatuhan Rupiah rupanya membawa petaka bagi beberapa hal yang mengikutinya seperti BBM dan bursa saham. Teruntuk BBM, kenaikannya memiliki peran yang sangat krusial dalam membuat rupiah terjatuh. Saat ini impor migas dari luar negeri masih sangat tinggi sehingga secara tidak langsung membuat neraca perdagangan terkuras, devisa juga tentunya, dan membuat rupiah makin terkapar. Kenaikan BBM memang sebelumnya tak terprediksi hingga sekuat saat ini, hal ini karena di dua tahun sebelumnya, harga BBM masuk sebagai penurunan terbesar secara global.
|
kejatuhan Rupiah |
Pada awal September kemarin, misalnya, nilai tukar rupe dan rupiah memimpin pelemahan mata uang Asia. Dari Januari-September 2018, mata uang India melemah lebih dari 10%, terdalam dibanding mata uang Asia lainnya. Diikuti mata uang Indonesia yang terdepresiasi lebih dari 9%. Sementara mata uang utama Asia yang berhasil menguat terhadap dolar AS hanya yen Jepang. Untuk mengatasi dua tekanan ini -lonjakan harga minyak dan kejatuhan rupiah- Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya menyarankan pemerintah menaikkan harga BBM.
Dengan beragam kepentingan dan mulai masuknya tahun politik, akankah pemerintah bisa membuat rupiah kembali bangkit menuju kejayaannya. Paling tidak jangan terus menerus terkapar karena kondisi dolar yang terus menguat. Karena jika rupiah makin tinggi, semua iklim akan terganggu terutama investasi dan perdagangan di level internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar